Kendala
yang sering ditemukan dalam usaha kaos adalah soal pemasaran. Masalah
ini karena kebutuhan dan permintaan kaos berdasarkan musiman. Ini
sebabnya kenapa produksi kaos meningkat pada musim-musim tertentu.
Ada
dua tips yang bisa meningkatkan penjualan kaos sehingga pendapatan bisa
tetap lancar. Usaha kaos memiliki prospek yang cukup baik dan tidak
pernah surut asalkan dijalani dengan kreatif dan tetap up to date alias
tidak basi dalam desain kaos.
Hebatnya, kaos adalah jenis pakaian
yang lintas jenis kelamin, laki-laki dan perempuan, anak-anak dan orang
dewasa semuanya adalah pasar yang potensial. Usaha kaos merupakan usaha
yang promising alias punya masa depan. Bisnis kaos tidak terbatas.
Dari
berbagai cerita, gagalnya bisnis kaos karena pemilik usaha kurang
kreatif dalam menghasilkan produk ini, penjualannya sering menunggu
musim atau momen hasilnya usaha kaos cuman usaha musiman aja, porfitnya
juga cuman musiman.
Selain soal kreativitas dan penjualan, hal
bisa menurunkan profit juga karena persaingan sesama pengusaha kaos.
Makin hari kayaknya makin banyak aja pengusaha kaos. Jangan berkecil
hati dulu, dengan kreatifitas dan inovasi kita dalam segala hal usaha
kita akan tetap bertahan. Terutama inovasi dan kreatifitas dan bagaimana
memasarkan produk.
Teknik penjualan atau pemasaran yang bisa
meningkatkan volume penjualan adalah dengan melakukan hubungan baik
dengan pasar, misalnya dengan pihak sekolah, komunitas anak-anak muda,
komunitas organisasi, partai politik dan instansi pemerintah maupun
swasta atau event organizer.
Hubungan dengan pihak-pihak tersebut
akan menambah order yang berujung pada peningkatan profit karena
memesan dengan jumlah besar. Kalau sudah mendapatkan kepercayaan
mengerjakan dengan partai besar, masalahnya apakah kita sudah siap
dengan alat produksi dan orang-orang?
Syukurlah kalau usaha kaos
tidak berdasarkan dengan musim-musim tertentu saja. Upayakan juga order
kaos yang menghampiri kita terjadi setiap saat. Caranya ? mudah. Buatlah
produk kaos yang kretif dengan desain dan kualitas kaos yang bagus.
Setelah
memiliki desain dan produk kaos yang kreatif dan sesuai dengan
kebutuhan atau desain yang sedang trend saat ini, langkah berikutnya
bagaimana kita bisa memperkenalkan dan menjual produk kaos itu. Contoh
desain yang trend saat ini misalnya tokoh angry birds, desain gaul atau
desain yang sangat lokal atau bisa juga tulisan atau kata-kata yang
lucu. (*/ian)
sumber : http://ciputraentrepreneurship.com/entrepreneur/remaja/16184-profit-lancar-dengan-bisnis-kaos.html
Pover : Potentia Veritatis
Total Tayangan Halaman
Kamis, 17 Mei 2012
Berawal dari Side Job Berbuntut pada Omzet Miliaran
Berawal dari Side Job Berbuntut pada Omzet Miliaran
Beberapa geliat entreprenuer,
terlebih yang baru saja terjun ke dunia bisnis atau bahkan masih berada
di taraf mencoba-coba, mempunyai kecenderungan untuk menjadikan usahanya
itu sebagai side job.
Kekhawatiran akan belum stabilnya bisnis yang digeluti membuat para
pemain baru di dunia entrepreneurship itu enggan meninggalkan pekerjaan
tetapnya. Tapi jika berjiwa entrepreneur, rasa takut yang semu itu akan
lenyap dengan sendirinya dan berganti dengan passion
yang kuat untuk fokus seratus atau bahkan seribu persen pada upaya
untuk mengembangkan bisnis. Inilah yang dilakukan lima orang sahabat
pendiri Simple Advertising.
Banyak
pertanyaan kerap muncul di benak calon entrepreneur yang berminat
membangun kerajaan bisnisnya. Bidang apa yang patut dikelola sebagai
bisnis potensial? Berapa modalnya? Butuh karyawan atau tidak? Berapa
investasi untuk membayar gaji karyawan dan lain sebagainya. Pertanyaan
tersebut seakan menggerogoti semangat calon pelaku usaha untuk terjun ke
dunia bisnis. Tak sedikit pula dari mereka, khususnya yang masih
berstatus karyawan di sebuah perusahaan enggan meninggalkan tempatnya
bekerja karena tak mau mengambil resiko kehilangan sumber penghasilan
bila bisnisnya tak berjalan sesuai keinginan. Akhirnya bisnis yang baru
dirintisnya dikesampingkan atau hanya dijadikan side job semata.
Sebagai manusia, kekhawatiran itu
wajar saja timbul apalagi bila sang entrepreneur terbentur pada
kewajiban untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Namun bila tak ada
perhatian khusus dalam mengelola sebuah bisnis niscaya usaha itu akan
terbengkalai dan tak menemui kesuksesan. Hal itu turut diungkapkan pula
oleh dua orang pengusaha muda yang tergolong sukses, Antonius Tunggal
Pujantoro dan Jepprih Guntoro. Bersama dengan ketiga sahabat karib
lainnya yakni Fendy Winarta, Endi Daniawan dan Januar Hamdi, mereka
mendirikan biro iklan penyedia material yang menunjang kegiatan promosi below the line untuk corporate misalnya POS material, papan toko, produk sampling atau display product.
Mengambil nama PT. Sarana Panca
Kreasi, yang bisa diartikan sebagai wadah kreatifitas lima orang
pendirinya, kelima pemuda cekatan ini kemudian membangun bendera usaha
bernama Simple Advertising. Awalnya, usaha itu hanya dianggap sebagai
pekerjaan sampingan untuk menambah penghasilan. Skill dan wawasan seputar dunia periklanan yang diperoleh semasa bekerja menjadi bekal kelimanya dalam mengelola side jobnya
tersebut yang dirintis pada sekitar tahun 2002. “Modal awal cuma Rp1,5
juta. Itu kita peroleh dari hasil menyisihkan gaji sebesar Rp50
ribu/bulan selama 5 bulan dari masing-masing orang. Uangnya dipakai
untuk membeli satu set komputer dan mesin faksimile,” kenang Antonius
yang sering disapa Anton ini. “Untuk kantor, kita memakai kamar Januar
Hamdi di rumahnya,” lanjutnya.
Meski dengan sarana dan peralatan seadanya, kelimanya optimis bahwa bisnis advertising-nya akan berkembang dan mampu menjaring klien dari corporate besar. Kelimanya pun lalu memutuskan meninggalkan pekerjaan tetapnya dan mulai konsentrasi penuh untuk mengelola side job-nya.
Dengan formasi Jepprih yang berlatar belakang pendidikan akuntansi
mengurus keuangan dan selebihnya yang berlatar belakang pendidikan
teknik grafika membagi job-desc
sebagai berikut; Anton dan Fendy mengelola bidang produksi, Endi di
bagian marketing lalu Januar bertanggung jawab di bagian desain.
Berangkat dari idealisme serta mimpi yang sama, lima sekawan ini mulai
melebarkan bisnis yang semula hanya sebagai usaha sampingan.
Fokus ke Bisnis
Kesadaran untuk stay focus on business
timbul ketika usaha mereka menghasilkan omzet Rp2 juta pada tahun
pertama bisnis berjalan. Pengorbanan untuk meninggalkan pekerjaan tetap
yang dinilai memberikan kenyamanan dengan iming-iming penghasilan tetap
per bulan rela dilakoni demi membangun mimpi menjadi wirausaha muda nan
sukses. Konsekuensi apapun atau seberapa pun besar pendapatan yang
diperoleh harus bisa diterima dengan rasa syukur mengingat semua itu
demi kesuksesan di kemudian hari. Lalu apa saja kiat sukses agar bisa
menjalani sebuah bisnis?
Menanggapi hal tersebut, Jepprih
pun berkata, “Kalau memang ingin berbisnis jangan takut untuk
melangkah.” Ia menganggap banyak calon entrepreneur yang sudah merasa
pesimis terlebih dahulu sebelum menjajal lika liku dunia
entrepreneurship. Takut bangkrut, takut tak bisa mengembangkan bidang
usaha, takut rugi serta ketakutan-ketakutan lainnya sebaiknya tak
menjadi rayap yang terus menggerogoti semangat calon pengusaha untuk
berbisnis. “Hal-hal seperti itu wajib dihindari,” saran Jepprih.
Kunci utama lain agar bisa menjadi
entrepreneur sukses adalah wawasan nan luas seputar bidang usaha yang
akan digeluti. Jepprih mencontohkan, “Misalnya kalau ingin membuka
bengkel mobil, dia (calon pengusaha) harus tahu mobil beserta
onderdilnya dan sebisa mungkin mempunyai relasi untuk menunjang kemajuan
bisnisnya kelak.”
Solid
Bekerja sama dengan sahabat-sahabat
yang usianya tak terpaut jauh, Anton dan Jepprih membagi tips agar
hubungan bisnis bisa dilakukan seprofesional mungkin dan diusahakan
tidak mengganggu keeratan jalinan kekeluargaan yang sudah terbangun
sejak lama. “Masing-masing individu harus punya komitmen untuk
mempertahankan bisnis dan tim ini harus solid supaya bisa berkembang dan
terus berkembang menjadi lebih besar lagi,” ucap Jepprih.
Diakui oleh Anton, selama mengelola
bisnis biro iklan ini, dirinya dan keempat temannya jarang terlibat
konflik yang mengarah pada perpecahan. Masalah yang kerap muncul justru
berkaitan dengan mempertahankan kualitas produk. “Karena ini bisnis yang
berhubungan dengan digital printing, jadi desain dan pewarnaan menjadi
fokus utama yang harus ditonjolkan agar klien puas,” tutur Jepprih. “Dan
hal itu adalah sebuah tantangan tersendiri,” lanjutnya.
Berbagi cerita mengenai omzet,
Anton menjelaskan pada tahun pertama pendapatan per orang bila dibagi
rata masing-masing memeroleh Rp300 ribu/bulan dari hasil proyek offset printing
dan pembuatan material promo cetak lainnya. Pendapatan bulanan
tertinggi diperoleh tiap-tiap individu hingga 1,5 tahun pertama adalah
Rp500 ribu. Lalu perubahan menuju kesuksesan itu pun terjadi tahun 2004
ketika Simple Advertising mendapat proyek dari PT L’oreal Indonesia.
Jerih payah dan keringat mereka
tergantikan dengan hasil jalinan kerja sama dari klien besar tersebut.
Gedung berukuran 4x4 meter di kawasan Gunung Sahari, Jakarta Pusat bisa
disewanya sebagai kantor perwalian untuk mengelola bisnis mereka dan
setelah beberapa tahun me-maintain
relasi yang baik dengan beberapa kliennya, biro iklan sukses meraup
omzet hingga Rp3 miliar pada sepanjang tahun 2010 lalu dan mereka pun
bisa menempati ruko 3 lantai sebagai kantor di bilangan Jakarta Barat. (*/ely)
sumber : http://ciputraentrepreneurship.com/bisnis/jasa/12461-simple-advertising-berawal-dari-side-job-berbuntut-pada-omzet-miliaran.html
Jangan Takut Gagal, Takutlah Karena Tak Pernah Mencoba
Jangan Takut Gagal, Takutlah Karena Tak Pernah Mencoba
Dengan umur yang masih terbilang muda, lulusan Teknik Sipil Universitas Andalas itu memiliki sejumlah usaha di bidang konstruksi, properti, otomotif dan olahraga. Awalnya, Romi memulai usaha konstruksi dengan mendirikan CV Singgalang Holding Company bersama teman-temannya. Sesuai disiplin ilmu yang dipelajarinya di perguruan tinggi yakni Teknik Sipil.
Namun sebelum menjadi pengusaha yang terbilang sukses di kalangan anak muda seusianya di Bukittinggi, Romi mengaku juga sempat merasakan kegagalan dalam berusaha. Namun tekad dan semangat untuk bangkit, akhirnya menjadikan pengusaha muda ini, semakin kokoh.
“Hampir semua pengusaha mengalami kegagalan tentunya. Asalkan tidak terlalu lama bangkit dari kegagalan, sukses pasti akan menunggu. Jika terlalu lama bangkit tentunya waktu tidak akan mau menunggu. Sehingga tertunda pula kesuksesan yang ingin dicapai,” ungkap Romi, seperti dilansir dari Padang Ekspres, 28 Desember 2011.
Memang saat ini tidak di Bukittinggi saja, bahkan hampir di sejumlah daerah Indonesia tidak sedikit anak muda yang kehilangan arah, berpangku tangan menunggu nasib dan berharap menjadi pekerja di sebuah instansi pemerintah atau perusahaan swasta. Padahal dengan memulai usaha sendirn nantinya selain akan menerima hasil lebih baik juga akan mampu berpartisipasi menjadi salah satu mesin penyerap tenaga kerja.
“Itulah persepsi masyarakat kita kebanyakan. Kebanggaannya bisa bekerja pada perusahaan bonafit atau instansi pemerintah. Meski kadang kala rela rebutan dengan menggunakan banyak cara yang tidak terpuji. Bahkan tidak sedikit yang juga kena tipu calo,” terang Romi.
Seharusnya anak muda Bukittinggi mulai membuka mata dan bersama-sama menemukan peluang usaha menuju kesejahteraan dan masa depan yang lebih baik. Ketakutan risiko dan kegagalan bukan lagi alasan untuk tidak memulai. ”Jangan takut gagal, tapi takutlah untuk tidak pernah mencoba,” tegas Romi.
Bukittinggi, salah satu kota tujuan wisata dan perdagangan di Sumatra Barat. Ini saja sudah menjadi suatu modal bagi anak muda yang ingin memulai usaha. Gerbang dunia dari banyaknya pengunjung yang datang, langkah awal untuk bisa memulai perdagangan keluar negeri. Selain itu dukungan teknologi informasi juga bisa dimanfaatkan untuk lebih memudahkan usaha. “Jangan lagi terus berharap menjadi PNS atau berharap banyak pada perusahaan yang dinilai aman. Sebab masa depan akan bisa lebih baik dengan kesuksesan usaha sendiri,” tambahnya.
Kemampuan untuk berwirausaha, kiranya memang harus dipupuk sejak dini. Sehingga lebih cepat mengenal dunia usaha akan melatih diri untuk terbiasa dengan tantangan-tantangan yang dihadapi. Dengan begitu akan melahirkan pemikiran yang kritis dan solutif untuk permasalahan yang tejadi. ”Maco gadang dek ombak” begitulah istilah yang sering diungkapkan orang Minangkabau sebagai masyarakat yang lebih menghargai pengalaman.
Memang benar, apa selama ini diungkapkan para pengusaha sukses untuk tidak takut bermimpi dan tidak takut gagal. Sebab menurut Romi mimpi itulah yang akan membawa kita untuk berusaha menggapainya dan satu lagi kegagalan bukanlah hal yang perlu untuk ditakutkan. Atau ketakutan tidak tersedianya modal, sekarang bukan lagi alasan untuk memulai usaha.
sumber : http://ciputraentrepreneurship.com/bisnis/jasa.html
Sebagai
pemuda berusia 26 tahun, Romi Aria Chandra tergolong hebat dan sangat
energik mengelola beberapa macam bidang usaha miliknya. Sebut saja
konstruksi, properti,
otomotif dan olahraga. Sebagai Ketua Umum BPC HIPMI Bukittinggi,
Sumatra Barat, dirinya berpesan kepada sejumlah pemuda di daerahnya pada
khususnya untuk tak takut menerima kegagalan melainkan takut karena
tidak pernah mencoba.
Dengan umur yang masih terbilang muda, lulusan Teknik Sipil Universitas Andalas itu memiliki sejumlah usaha di bidang konstruksi, properti, otomotif dan olahraga. Awalnya, Romi memulai usaha konstruksi dengan mendirikan CV Singgalang Holding Company bersama teman-temannya. Sesuai disiplin ilmu yang dipelajarinya di perguruan tinggi yakni Teknik Sipil.
Seperti
tidak puas dengan usahanya itu, Ketua HIPMI Bukittinggi ini melakukan
pengembangan usaha di bidang otomotif dengan bengkel 234 di kawasan
Kapehpanji. Tidak itu saja, anak muda yang cukup lincah ini juga membaca
peluang bisnis di bidang olah raga dengan menyediakan lapangan futsal.
Namun sebelum menjadi pengusaha yang terbilang sukses di kalangan anak muda seusianya di Bukittinggi, Romi mengaku juga sempat merasakan kegagalan dalam berusaha. Namun tekad dan semangat untuk bangkit, akhirnya menjadikan pengusaha muda ini, semakin kokoh.
“Hampir semua pengusaha mengalami kegagalan tentunya. Asalkan tidak terlalu lama bangkit dari kegagalan, sukses pasti akan menunggu. Jika terlalu lama bangkit tentunya waktu tidak akan mau menunggu. Sehingga tertunda pula kesuksesan yang ingin dicapai,” ungkap Romi, seperti dilansir dari Padang Ekspres, 28 Desember 2011.
Memang saat ini tidak di Bukittinggi saja, bahkan hampir di sejumlah daerah Indonesia tidak sedikit anak muda yang kehilangan arah, berpangku tangan menunggu nasib dan berharap menjadi pekerja di sebuah instansi pemerintah atau perusahaan swasta. Padahal dengan memulai usaha sendirn nantinya selain akan menerima hasil lebih baik juga akan mampu berpartisipasi menjadi salah satu mesin penyerap tenaga kerja.
“Itulah persepsi masyarakat kita kebanyakan. Kebanggaannya bisa bekerja pada perusahaan bonafit atau instansi pemerintah. Meski kadang kala rela rebutan dengan menggunakan banyak cara yang tidak terpuji. Bahkan tidak sedikit yang juga kena tipu calo,” terang Romi.
Seharusnya anak muda Bukittinggi mulai membuka mata dan bersama-sama menemukan peluang usaha menuju kesejahteraan dan masa depan yang lebih baik. Ketakutan risiko dan kegagalan bukan lagi alasan untuk tidak memulai. ”Jangan takut gagal, tapi takutlah untuk tidak pernah mencoba,” tegas Romi.
Bukittinggi, salah satu kota tujuan wisata dan perdagangan di Sumatra Barat. Ini saja sudah menjadi suatu modal bagi anak muda yang ingin memulai usaha. Gerbang dunia dari banyaknya pengunjung yang datang, langkah awal untuk bisa memulai perdagangan keluar negeri. Selain itu dukungan teknologi informasi juga bisa dimanfaatkan untuk lebih memudahkan usaha. “Jangan lagi terus berharap menjadi PNS atau berharap banyak pada perusahaan yang dinilai aman. Sebab masa depan akan bisa lebih baik dengan kesuksesan usaha sendiri,” tambahnya.
Kemampuan untuk berwirausaha, kiranya memang harus dipupuk sejak dini. Sehingga lebih cepat mengenal dunia usaha akan melatih diri untuk terbiasa dengan tantangan-tantangan yang dihadapi. Dengan begitu akan melahirkan pemikiran yang kritis dan solutif untuk permasalahan yang tejadi. ”Maco gadang dek ombak” begitulah istilah yang sering diungkapkan orang Minangkabau sebagai masyarakat yang lebih menghargai pengalaman.
Memang benar, apa selama ini diungkapkan para pengusaha sukses untuk tidak takut bermimpi dan tidak takut gagal. Sebab menurut Romi mimpi itulah yang akan membawa kita untuk berusaha menggapainya dan satu lagi kegagalan bukanlah hal yang perlu untuk ditakutkan. Atau ketakutan tidak tersedianya modal, sekarang bukan lagi alasan untuk memulai usaha.
“Kami
di Hipmi siap memfasilitasi dan meyakinkan pihak penyedia dana, jika
ada keinginan dan kemauan menjalani hidup sebagai pengusaha,” tutupnya.
sumber : http://ciputraentrepreneurship.com/bisnis/jasa.html
Langganan:
Postingan (Atom)
Like!
Exit
Anda Suka? Klik Like !!
www.facebook.com/putraz354
Thanks for Visit my blog